Pelacur Jepang tampaknya kaget pada kenyataan bahwa mereka tidak termasuk dalam program pemerintah untuk mendapatkan bantuan dana karena lockdown Coronavirus.
Advokat untuk hostes dan pekerja seks di negara Jepang sangat marah dengan kenyataan bahwa mereka tidak dibayar kas ¥ 4.100 per hari yang biasa diberikan kepada pekerja lepas yang dipaksa harus mengambil cuti dari pekerjaan mereka untuk mengasuh anak-anak sementara sekolah tetap ditutup untuk melawan virus Cina.
Pemerintah telah dituduh melakukan diskriminasi, bahkan seorang pengacara sudah sejauh mengatakan bahwa politisi menyuruh pelacur untuk “mati”.
Sumber : Sankaku Complex
Comments