Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi (Ministry of Internal Affairs and Communications) Jepang telah merilis video informasi daring menggunakan manga My Hero Academia karya Kōhei Horikoshi. Video tersebut meningkatkan kesadaran akan undang-undang hak cipta Jepang yang lebih ketat, yang telah diberlakukan pada tanggal 1 Januari. Video tersebut juga menyoroti layanan penyaringan yang disetujui pemerintah untuk memblokir situs web ilegal. Layanan ini ditujukan untuk orang tua dan wali yang berupaya menciptakan “lingkungan daring yang aman bagi kaum muda”.

Undang-undang hak cipta Jepang yang telah direvisi menghukum mereka yang dengan sengaja mengunduh manga, majalah, dan karya akademis yang diunggah secara ilegal atau dibajak. Revisi tersebut juga melarang “leech sites” (P2P) yang mengagregasi dan menyediakan hipertaut ke media bajakan mulai 1 Oktober 2020.

Sebelumnya, undang-undang hanya meresmikan hukuman untuk pengunduhan musik dan video yang diunggah secara ilegal, serta pengunggahan ilegal semua materi.

Revisi masih akan memungkinkan pengunduhan “beberapa frame” dari manga dari beberapa lusin halaman atau lebih, atau mengunggah fotograf di mana manga bukan fokus dari fotonya (misalnya, muncul dalam pantulan bayangan cermin). Revisi ini juga tidak akan menghukum orang yang mengunduh karya derivatif (seperti dōjin atau fan-fiction) atau parodi.

Hukuman bagi pelanggar berulang dari pengunduhan ilegal akan mencapai dua tahun penjara atau denda maksimum 2 juta yen (sekitar US$18.274), atau keduanya. Hukuman bagi mereka yang mengoperasikan leech sites (P2P) termasuk hingga lima tahun penjara atau denda maksimum 5 juta yen (sekitar US$45.686), atau keduanya.

Juga dilarang memasang hipertaut ke situs web ilegal di papan pesan anonim, atau membuat “leech apps.”

Sebuah subkomite Badan Urusan Kebudayaan Jepang menyepakati rencana pada bulan Februari 2019 untuk membuat undang-undang komprehensif yang melarang praktik mengunduh semua media ilegal secara sengaja dari internet. Namun, rencana itu menimbulkan kekhawatiran karena para kritikus berpendapat peraturan yang lebih ketat akan menjadi terlalu luas dan menghambat kebebasan berekspresi pengguna internet. Badan Urusan Kebudayaan kemudian mengungkapkan draf rencana, yang berisi pengecualian untuk cuplikan layar (screenshot), ke panel para pakar pada tanggal 27 November 2019 untuk membahas perubahan yang diusulkan.

Pada tahun 2018, penerbit My Hero Academia, Shueisha, bekerja sama dengan Kadokawa Shoten, Kodansha, dan Shogakukan untuk kampanye “STOP! Piracy Edition.”

Sumber: ANN

Mitōhan
Retired (27/10/2023)

Game Shin Megami Tensei III Nocturne HD Remaster akan Diluncurkan pada Tanggal 25 Mei dengan Rilisan Steam Juga

Previous article

Tanggal Kembalinya Manga Arata: The Legend Karya Yuu Watase telah Diputuskan, Akan Diumumkan di Kemudian Hari

Next article

Comments

More in Jepang

You may also like