Review ini saja sudah memberikan kritik yang begitu pedas untuk anime Kancolle yang baru, yaitu KanColle: Itsuka Ano Umi de. Judulnya saja sudah keras, aku berharap siapapun yang buat cerita, tolong dipecat!
Memang kritik ini benar-benar pedas dan terasa sangat kejam. Tapi mau bagaimana lagi? anime ini benar-benar di luar nalar. Apa sih yang sebenarnya dipikirkan sama penulis ceritanya? Mari kita ulas kenapa anime ini benar-benar di luar nalar.
Plot
Baiklah, sekarang kita membicarakan plot. Secara sederhana, plot ini bisa kalian pahami dengan menonton episode 1 saja. Atau jika kalian bermain gamenya, plotnya sederhana. Yaitu perjuangan para Kanmusu yang mempertahankan laut dan kehidupan damai para manusia dari serangan Abyssal dengan latar belakang akurasi sejarah.
Kanmusu sendiri kepanjangannya adalah Kantai Musume, mereka adalah pahlawan laut yang selalu berperang dengan Abyssal yang menjajah kehidupan damai di laut.
Kanmusu yang menjadi perhatian dalam cerita di anime ini adalah Shigure. Shigure sendiri merupakan anggota armada Nishimura. Dimana armada Nishimura ini beranggotakan Yamashiro sebagai kapal pemimpin, Fusou, Mogami, Michishio, Asagumo, Yamagumo dan terakhir, Shigure.
Nah dalam ceritanya, kita akan berfokus melihat perjuangan Shigure sebagai Kanmusu, dalam peperangan yang tanpa henti melawan Abyssal bersama armada kesayangannya, Armada Nishimura. Tentu saja sambil mengikuti kejadian sejarah pada jaman perang dunia 2 dulunya.
Atau benarkah memang begitu ceritanya?
Aku kira anime ini membicarakan sejarah
Pada saat kalian menonton anime ini dari episode 1 sampai episode 4. Plotnya sendiri aslinya sudah bagus. Alurnya mantab. Bahkan yang nggak main gamenya saja bisa memahami dan menikmati ceritanya. Terutama jika kalian suka sama sejarah tentang kapal perang jepang di perang dunia kedua, kalian pasti suka banget detail-detail kecil di anime ini.
Hanya saja, mulai terjadi keanehan ketika kalian mulai menonton episode 4.
Kita kembali sebentar kepada Episode 1 dimana Shigure memberikan hormat kepada Shiratsuyu yang meninggalkan pangkalan dalam keadaan cacat dan luka parah. Awalnya aku pikir, Shiratsuyu pergi karena dia memang sudah nggak sanggup berperang lagi.
Eh ternyata, Shiratsuyu pergi itu justru menjadi sistem dalam cerita anime ini. Perlu catatan, sistem yang dimaksud di sini aku kira bakal mirip seperti di gamenya. Game Kancolle sendiri menerapkan sistem kalau kapal rusak terus tenggelam, mereka akan mati selamanya dan tidak bisa kembali. Kalau di anime ini, mereka rusak = pensiun.
Karena itulah, di episode 4, kita diperlihat Fusou, Yamashiro, Michishio, Asagumo, dan Yamagumo, pensiun karena rusak parah setelah pertempuran di selat Surigao. Aku kira mereka akan tenggelam menyesuaikan sejarah aslinya, eh ternyata mereka pensiun setelah rusak parah dalam pertempurannya.
Bahkan adegan pertempuran mereka di sini benar-benar konyol. Bukannya merasa tegang karena mereka bertempur sendirian, tapi malah ketawa karena adegan Yamashiro yang guling guling lawan Abyssal.
Semakin Kacau
Awal dari keanehan episode 4 ini menjadi bibit kekacauan bagaimana ENGI mempersentasikan cerita di anime ini. Terutama, ketika Shigure menjadi sedih ketika armada Nishimuranya sudah tidak ada.
Sebenarnya, sedih karena teman-temannya sudah tidak ada itu wajar. Hanya saja, yang tidak wajar itu adalah Shigurenya.
Shigure sedih sampai depresi banget ketika teman-teman armada Nishimuranya pensiun, ingat! Pensiun! bukan mati.
Kalau mereka mati, aku akan mewajarkan rasa depresi Shigure. Tapi teman-temannya itu cuman pensiun biasa karena mereka sudah rusak. Lucunya depresinya udah kayak nyentuh langit ketujuh!
Hal ini yang membuatku benar-benar tidak bisa memahami perasaan sedih Shigure yang terus bersedih dari episode 5 sampai 7.
Ending Paling Buruk Sedunia
Menjelang ending, Ada 3 harapan yang aku inginkan untuk meperbaiki cerita-cerita di episode sebelumnya: Pertama, aku ingin mereka semua tenggelam; Kedua, aku ingin endingnya lebih berfokus kepada Shigure; dan Terakhir, aku harap Good Ending dengan menampilkan reuni Shigure bersama armada Nishimura.
Meskipun aku bisa berekspektasi kalau harapanku nggak terwujud dan endingnya benar-benar buruk. Tapi ternyata lebih buruk dari ekpekstasiku.
Episode terakhir benar-benar menampilkan buruknya ENGI dalam membuat Storyboard untuk anime ini. Ending dalam anime ini benar-benar di luar nalar banget dan tidak nyambung sama sekali dengan episode-episode sebelumnya.
Setiap frame, setiap adegan, dan setiap alurnya dibuat dengan berantakan dan membingungkan. Ambillah contoh adegan pertama ketika pasukan pengebom mau menyerang Kure. Di adegan ini, Aoba melaporkan lewat radio. Tapi di adegan selanjutnya, tiba-tiba Aoba sudah berada di laut bertempur bersama Haruna dan lainnya. Kok bisa pindah tempat dengan cepat?
Selain itu, cerita ini tiba-tiba jadi cerita misi bunuh diri! Padahal tidak ada penjelasan yang jelas selama menit-menit terakhir sebelum pertempuran dimulai!
Paling parahnya lagi, KENAPA TIBA-TIBA ADA ARMADA KAPAL ASING NONGOL BEGITU SAJA?
Seakan-akan, ENGI kepengen ngebuat ending bahagia dengan memunculkan armada negara asing tersebut sebagai Deus Ex Machina. Tapi nyatanya tidak! mereka cuman numpang lewat layaknya karakter yang nggak begitu penting dan mereka sama sekali tidak mengubah apa-apa!
Yah aku mengerti adegan datangnya kapal asing tersebut sebagai bentuk sistem dalam game yang bernama Friendly Fleet. Tapi hadirnya kapal asing itu semakin tidak ada artinya karena semuanya mati tenggelam! Tidak terkecuali Shigure, mereka semua tenggelam!
Setelah itu adegan berganti dimana Kanmusu melakukan liburan ke tempat bersejarah, terakhir ada catatan kapan kanmusu itu tenggelam berdasarkan fakta sejarah yang ada…..
Sumpah, episode terakhir nggak jelas. Buat apa info dump di menit terakhir?
Kesimpulan
Jika anda berpikir kalau anime Otome Game Sekai wa Mob ni Kibishii Sekai desu adalah anime yang dibuat ENGI dengan style grafis karakternya yang paling buruk. KanColle: Itsuka Ano Umi de menjadi anime buatan ENGI dengan storyboard paling terburuk dalam sejarah.
Jujur, anime Kancolle dari ENGI ini Storyboard dari awal sampai terakhir sangat buruk, bahkan tidak jelas. Anime Kancolle yang dibuat pada tahun 2015 dan filmnya di tahun 2017 oleh Diomedรฉa justru malah terlihat lebih baik ketimbang anime Kancolle dari ENGI ini.
Satu-satunya yang positif dari Kancolle yang dibuat ENGI ini hanyalah satu, yaitu grafis pertempuran yang nyata. Detail-detail bagaimana Kanmusu melakukan pertempuran dan beraksi terasa lebih realistis ketimbang anime Kancolle yang dibuat oleh Diomedรฉa. Bahkan akurasi sejarahnyapun pada Kanmusu, baik persenjataan dan cara bertempurnya sangat bagus sehingga sangat memanjakan para penikmat sejarah.
Pada akhirnya, anime ini jadi semacam Fanservice untuk pemain gamenya yang sangat penasaran, bagaimana Kanmusu mereka bergerak setelah bertahun-tahun menatap layar untuk game wayang tersebut.
Comments