Seorang pustakawan universitas yang sangat mencintai buku, hari-harinya selalu dilalui bersama buku, bahkan dia lupa untuk menjaga kesehatannya hanya karena ingin lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca, dia bahkan berharap untuk mati dalam keadaan dikelilingi buku, dan sayangnya, itu semua menjadi kenyataan.
Jika didunia itu ada zat yang maha kuasa, berhati-hatilah dalam berdoa, karena mungkin saja akan ada penyesalan nantinya, mati dengan konyol.
Ini merupakan satu-satunya novel bertema Isekai yang saya baca selama ini memiliki kisah sedikit gelap, dengan tubuh yang amat lemah dan penyakitan. Seorang perempuan Jepang modern yang terjebak dalam dunia lain, dengan teknologi dan kebudayaan yang masih minim, bahkan untuk memuaskan hasrat membacanya saja, sangat, sangat, sangatlah sulit.
Inilah Maine, seharusnya dia sudah lama mati karena penyakit yang dideritanya, dalam keadaan keluarga yang tidak kaya, pengobatan sangatlah mahal, mungkin itulah sebabnya sang tokoh utama Jepang modern, terjebak dalam tubuh mungil nan lemah ini. Untuk membantu perkembangan zaman.
Saya mengetahui novel ini sebelum manga nya, jadi saya amat bersyukur karena novelnya membuat imajinasi saya membayangkan hal-hal yang menjijikan dalam dunianya.
Saat pertama kali membaca novel ini, imajinasi saya begitu gelap membayangkan keadaan sekitar, pakaian yang lusuh, tempat pembuangan sampah diri yang kurang bersih, dan beragam hal menjijikan lainnya. Tentu sebagai manusia modern yang menyukai kebersihan, ini merupakan mimpi buruk.
Dan yang lebih buruk lagi, seorang kutubuku ini, tak dapat menemukan buku bacaan yang merupakan kegiatan yang paling dicintainya, sedangkan buku di dunia lain ini, harganya sangatlah mahal, bahkan setara upah ayahnya selama setahun, tapi dia tidaklah menyerah untuk mendapatkan buku.
Jika buku memang mahal, tokoh utama yang terjebak dalam tubuh Maine ini bertekad untuk membuat buku itu sendiri. Dan karena ini di dunia lain, dia pertama memulainya dari berlatih untuk menulis dan belajar huruf-huruf dunia itu.
Karena di dunia ini buku masih terbuat dari kulit binatang, maka dari itu buku harganya sangat mahal, dengan pengetahuan sebelumnya, dia bertekad untuk membuat kertas dari tumbuhan, agar pembuatan buku bisa menjadi lebih mudah.
Begitulah kisah petualangan yang ditulis oleh Miya Kazuki tentang seorang kutubuku yang bertekad untuk membuat buku di dunia lain. Tubuh lemah tak menjadikannya alasan untuk menyerah, karena masih ada orang-orang yang mau membantunya.
Namun, ternyata penyakit yang di derita oleh orang sebelumnya masih belum sepenuhnya hilang, di umurnya yang masih muda, dia juga harus berjuang mencari pengobatan untuk kelangsungan hidupnya.
Saat kamu membandingkan imajinasi fantasi dari novel dan komiknya, saya merasa sangat sedikit kecewa, karena manga nya tidak segelap apa yang saya bayangkan dalam novelnya.
Manganya jauh lebih bersinar, jauh lebih terang, dibandingkan dengan novelnya, terlebih lagi sudah ada kabar mengenai novel ini yang akan di adaptasi menjadi Anime, dan benar saja, dari trailernya ada hal-hal yang amat disayangkan menurut saya, khususnya penggambaran si tokoh utama.
Biarpun begitu, bukan berarti saya tidak suka, justru saya merasa bersyukur karena salah satu novel kesukaan favorit saya akhirnya mendapatkan adaptasi anime nya juga.
Comments