Yuri (百合), juga dikenal dengan bentukan wasei-eigo “Girls Love” adalah sebuah istilah sebutan dalam bahasa Jepang untuk konten atau genre yang melibatkan percintaan antara dua perempuan atau lebih dalam manga, anime, dan media Jepang yang berhubungan. Yuri dapat berfokus pada segi seksual, spiritual, maupun emosional dalam hubungan tersebut.
Sedangkan Yaoi adalah kebalikan dari Yuri.
Yaoi (やおい) juga dikenal dengan nama “Boys’ Love” adalah sebuah istilah populer dalam bahasa Jepang yang merujuk pada genre penerbitan media fiksi yang berfokus pada hubungan antar pria yang bersifat homoerotis maupun homoromantis.
Sebagian besar yaoi dibuat oleh wanita, yang umumnya untuk wanita. Begitu pula, Yuri yang diperuntukkan bagi lelaki.
Nah, ada juga istilah yang berhubungan, yaitu Shonen-ai dan Shojo-ai. Kurang lebih pengertiannya hampir serupa.
Namun, sebagian orang salah kaprah menganggap yaoi dan yuri sama dengan shonen-ai dan shojo-ai, yang berisi tema-tema yang hampir sama. Walau demikian, materi shonen-ai dan shojo-ai tidak eksplisit secara seksual.
Jadi jangan salah paham. Yuri dan Shojo-ai berbeda dalam segi jalan ceritanya. Yuri berfokus pada romansanya, namun Shojo-ai berfokus pada hal lain yang ditemakan. Romansa antar gadis tetap ada, akan tetapi tak se-ekstrim Yuri. Begitu pula sebaliknya.
Mungkin gambaran Shojo-ai seperti ini, karena mereka terlalu polos dan suci, mereka belum paham seperti apa batasan pertemanan mereka yang seharusnya. Karena itu mereka terlihat mesra tanpa mereka sadari. Atau terlalu dekat karena memang ada faktor tertentu.
Shonen/Shojo-ai aman-aman saja. Tapi Yuri/Yaoi butuh batasan umur tertentu. Tapi tergantung juga dengan alur yang diusung.
Asal usulnya, Yaoi merupakan singkatan dari frasa Jepang 「ヤマなし、オチなし、意味なし」 (yama nashi, ochi nashi, imi nashi), sering kali diterjemahkan menjadi “tidak ada klimaks, tidak ada poin, tidak ada permasalahan.”
Istilah ini muncul dan pertama kali digunakan di Jepang, barangkali sejak awal 1970-an, untuk mendeskripsikan doujinshi berisi parodi humor dan aneh; namun kemudian merujuk hanya pada materi homoseksual antarlelaki yang eksplisit secara seksual.
Yaoi bukan istilah umum di Jepang; melainkan hanya spesifik bagi subkultur otaku.
Penggunaan istilah yaoi cukup beragam. Beberapa bersikeras bahwa istilah ini harusnya digunakan hanya untuk doujinshi, sedangkan yang lainnya mengklaim bahwa istilah ini hanya merujuk pada materi yang diterbitkan oleh penerbit Jepang yang berspesialisasi dalam yaoi. Walau demikian, mayoritas penggemar yaoi menggunakan istilah tersebut untuk manga dan anime mana pun yang bertema homoseksualitas pria. Walau yaoi kadang kala digunakan untuk merujuk substansi homoseksual lelaki dalam film dan media cetak, secara khusus dalam karya-karya yang diciptakan para wanita, penggunaan ini secara umum dianggap sebagai suatu penyalahgunaan istilah.
Fujoshi dan Fudanshi
Fujoshi (腐女子, lit. “wanita/gadis busuk”) adalah istilah Jepang yang digunakan untuk menyebut penggemar wanita manga dan novel yaoi. Fujoshi menikmati membayangkan apa yang akan terjadi jika karakter laki-laki dari manga dan anime, bahkan i kadang-kadang dalam kehidupan nyata juga,
Istilah “fujoshi” adalah plesetan homofon pada fujoshi (婦女子), Sebuah istilah untuk wanita terhormat, diciptakan dengan mengganti karakter 婦 (diucapkan fu), yang berarti wanita yang sudah menikah atau wanita, dengan karakter 腐 (juga diucapkan fu), yang berarti difermentasi atau busuk. Nama ini diciptakan oleh media massa, tetapi direklamasi oleh fans yaoi. Fans sendiri mengacu pada cara berpikir mereka, yang memandang hubungan homoseksual antara karakter laki-laki dalam cerita-cerita yang tidak termasuk tema homoseksual, sebagai “busuk” . “Fujoshi” membawa konotasi menjadi “wanita jatuh”. Istilah berasal dari channel TV Jepang di awal 2000-an.
Fujoshi tua menggunakan berbagai istilah untuk menyebut diri mereka, termasuk sebagai kifujin (貴腐人, “wanita mulia yang busuk”), pun pada kata homofon berarti “wanita baik-baik saja”, dan ochōfujin (汚超腐人), Yang terdengar mirip dengan frasa yang berarti “Madame Butterfly”, mungkin diambil dari karakter dijuluki ochōfujin (汚超腐人) dalam seri 1972 manga Ace o Nerae! oleh Sumika Yamamoto.
Menurut isu, dalam beberapa kali fujoshi bisa dilihat sebagai Otaku perempuan pada umumnya, meskipun memperingatkan bahwa tidak semua penggemar Yaoi adalah Otaku, karena ada beberapa pembaca Yaoi yang lebih santai. Seperti fujoshi adalah istilah yang paling terkenal sering digunakan oleh media Jepang dan oleh orang-orang luar subkultur otaku untuk merujuk otaku perempuan sebagai kelompok, terlepas dari apakah mereka adalah penggemar BL (singkatan dari Boys Love/lihat Yaoi). Penggunaan ini dapat dianggap ofensif oleh otaku perempuan yang bukan penggemar BL.
Adapun sebutannya bagi pria adalah fudanshi (腐男子, “Anak busuk”) atau fukei (腐兄, “Kakak busuk”), keduanya merupakan permainan kata-kata dari konstruksi mirip dengan fujoshi.
Seme dan Uke
Dua pihak dalam suatu hubungan yaoi sering kali disebut sebagai seme “penyerang” dan uke “penerima”. Walau istilah ini berasal dari ilmu bela diri, keduanya telah digunakan dalam konteks seksual selama berabad-abad dan tidak mengandung konotasi negatif.
Seme diturunkan dari kata kerja bahasa Jepang semeru “menyerang” dan uke dari kata kerja ukeru “menerima”, Walau kaum gay biasanya menggunakan istilah “top” dan “bottom”, seme dan uke lebih serupa dengan “pelempar” dan “penangkap”.
Seme sering kali ditampilkan sebagai stereotip laki-laki dalam kultur anime dan manga: kalem, kuat secara fisik, dan/atau protektif. Seme biasanya memiliki rahang yang lebih kokoh, rambut yang lebih pendek, dan penampilan yang lebih maskulin daripada uke.
Uke biasanya lebih androginus atau feminin dalam penampilannya dan sering kali memiliki tubuh yang lebih kecil dan kadang-kadang secara tidak realistis memiliki perilaku yang cenderung seperti anak perempuan.
Walau stereotip ini sangat umum, tidak semua karya yaoi seperti itu. Sebagai contoh, beberapa cerita yang diterbitkan Be x Boy menampilkan cerita dengan tema seperti seme yang lebih muda atau peran seme dan uke yang dapat ditukar. “Aturan tinggi badan”, implikasi bahwa yang berbadan lebih tinggi memiliki kekuatan yang lebih besar, juga kadang-kadang dilanggar.
Comments