Perdana Menteri Jepang Shinzō Abe secara resmi telah mengumumkan bahwa Jepang memperpanjang keadaan darurat seluruh nasional karena pandemi penyakit coronavirus baru (COVID-19) hingga 31 Mei. Keadaan darurat saat ini direncanakan berakhir pada tanggal 6 Mei, di akhir liburan Golden Week Jepang.
Tokyo, Osaka, dan 11 prefektur lainnya akan terus tetap dalam kondisi waspada yang sama, tetapi pemerintah di prefektur lain akan berupaya menyeimbangkan mencegah penyebaran penyakit dengan melanjutkan kembali kegiatan ekonomi.
Nikkei telah melaporkan pada hari Rabu (29/4) bahwa pemerintah berencana memperpanjang keadaan darurat seluruh nasional. Laporan tersebut mencatat bahwa COVID-19 belum mereda di Jepang, dan daerah-daerah di Jepang seperti Tokyo sedang berjuang untuk memperlambat tersebarnya penyakit.
Pada hari Minggu (3/5), Jepang telah melaporkan 15.789 kasus virus (termasuk 712 kasus dari kapal pesiar Diamond Princess), dengan 549 kematian (termasuk 13 kematian dari kapal pesiar Diamond Princess).
Abe sebelumnya mendeklarasikan keadaan darurat di Tokyo, Kanagawa, Saitama, Chiba, Osaka, Hyogo, dan Fukuoka dari 7 April hingga 6 Mei. Pada tanggal 10 April, Gubernur Kyoto Takatoshi Nishiwaki meminta pemerintah Jepang untuk menambahkan Kyoto ke dalam keadaan darurat. Gubernur Aichi Hideaki Ōmura juga meminta pemerintah Jepang untuk menambahkan prefekturnya ke dalam daftar pada tanggal 9 April, dan kemudian secara independen mendeklarasikan keadaan darurat pada tanggal 10 April. Hokkaido telah mengangkat keadaan darurat tiga minggunya sendiri pada tanggal 19 Maret, dan mendeklarasikan keadaan darurat kedua pada tanggal 12 April.
Abe kemudian mengumumkan pada tanggal 16 April bahwa pemerintah nasional memperluas keadaan darurat seluruh nasional hingga 6 Mei. Seperti yang disyaratkan oleh undang-undang yang baru diberlakukan untuk memungkinkan deklarasi ini, Abe bertemu dengan gugus tugas COVID-19 dari pemerintah yang terdiri dari para pakar sebelum mengumumkan secara resmi ekspansi ini.
Sumber: ANN
Comments